Telusuri

Pilihan Editor

Lebih Produktif Dengan Asus VivoBook S14 S433 Dare To Be You

Hidup tanpa batas bukan berarti hidup melampaui batas. Hidup tanpa batas adalah ketika melakukan aktivitas tanpa kesulitan dan hamba...

Kamis, 25 Juni 2020

Rumahku, Surgaku, Anakku



“Rumahku Surgaku Anakku” merupakan tema bagi orang tua dan calon orang tua yang berharap ingin memiliki anak yang dapat menyejukkan mata dan menentramkan hati (Qurata A’yun). Yakni anak yang tidak menyulitkan dan membuat sedih kedua orang tuanya, namun justru membuat bangga dan menjadi suatu keberkahan bagi kedua orang tuanya. Lantas bagaimana seorang anak dapat berbuah hasil surga bagi keluarganya?

Yang paling utama dalam hal ini adalah orang tua perlu bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta ‘Ala. Tidak semua anak akan menjadi Qurata A’yun bagi kedua orang tua. Sebagian diantaranya justru menjadi musuh dan cobaan atau ujian bagi kedua orang tuanya. Ini menandakan ketakwaan orang tua merupakan faktor yang menentukan tipe seperti apa anaknya kelak. Selain anak sebagai Qurata A’yun, anak memiliki beberapa kedudukan lain bagi kedua orang tuanya dalam sudut pandang Islam.


Pertama, tipe anak sebagai pembawa berita atau kabar gembira yang tergambar dalam QS. Al-Hijr Ayat 53, yang artinya “mereka berkata, janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim”. Tipe anak ini menurut tafsir Al-Muyassar adalah anak yang tinggi ilmunya. Sedangkan dalam tafsir al-Mukhtashar merupakan anak yang mempunyai ilmu yang banyak tentang agama. Sementara itu dalam Tafsir al-Wajiz mengartikan alim dengan ilmu yang banyak.



Kedua, tipe anak sebagai perhiasan atau kesenangan hidup dalam QS. Al-Kahfi ayat 46, yang artinya “harta dan anak-anak adalah perhiasan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. Maka anak dan dalam hal ini adalah perhiasan dunia atau hal yang fana sehingga tidak bisa dijadikan sandaran utama untuk memperoleh pahala. Tafsir al-Muyassar mengatakan bahwa amalan-amalan yang lebih baik pahalanya dan dapat menjadi harapan dalam memperoleh pahala adalah amal shaleh dan zikir (mengingat Allah: tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil).

Ketiga, Sebagai Musuh dan Cobaan/Ujian. Anak sebagai musuh terdapat pada QS. At-Taghabun ayat 14, yang artinya, “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dalam tafsir al-Mukhtashar disebutkan bahwa anak yang menjadi musuh bagi orang tuanya adalah anak yang menghalang-halangi orang tua dari jalan yang lurus, dalam arti lain adalah melalaikan orang tua dari ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta ‘Ala.


Keempat, anak sebagai ujian atau cobaan terdapat pada QS. Al-Anfal ayat 28. Seperti yang terdapat dalam Li Yaddabbaru Ayatih, anak sebagai ujian atau cobaan maksudnya adalah anak merupakan amanah dari Allah yang wajib dijaga dan diperhatikan. Dalam tafsir al-Madina al-Munawwarah, anak dan harta merupakan perkara yang mudah dikhianati. Maka keberadaan anak tidak boleh disia-siakan, anak harus diperhatikan dengan kasih sayang dan cinta.

Membentuk rumah seperti surga bagi orang tua melalui keturunannya juga diupayakan dengan memberi pendidikan kepada anak. Pengetahuan yang ditanamkan kepada anak diawali dengan: 1) penanaman akidah (QS. Al-Luqman ayat 13), 2) mengajarkan syariah (QS. Luqman ayat 14-17) yang berisikan perintah untuk menyampaikan wasiat Allah, meyakini bahwa semua perbuatan dipertanggungjawabkan, dan mendirikan shalat, amar ma’ruf nahi munkar, serta bersabar dalam menghadapi cobaan, 3) membina akhlak anak (QS. Luqman ayat 18-19).



Menciptakan rumah layaknya surga dapat dengan cara menanamkan literasi Al-Qur’an kepada anak, yakni dengan mengajarkan membaca, memahami, dan mengamalkannya. Sebab Al-Qur’an merupakan petunjuk, penjelas, pembeda, rahmat, cahaya, pedoman, hikmah, dan sebagainya bagi umat Islam.

Rumahku Surgaku dimulai dari orang tua yang bertakwa. Maka sebelumnya, kebertakwaan itu harus dimulai dari sebelum kita menjadi orang tua anak(lajang/belum menikah dan belum mempunyai anak). Sehingga akan terlahir dari suami dan istri, seorang anak yang dapat mengantarkan orang tua ke kebahagiaan dunia dan akhirat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar