Telusuri

Pilihan Editor

Lebih Produktif Dengan Asus VivoBook S14 S433 Dare To Be You

Hidup tanpa batas bukan berarti hidup melampaui batas. Hidup tanpa batas adalah ketika melakukan aktivitas tanpa kesulitan dan hamba...

Kamis, 18 Juni 2020

Mencari Eksistensi Tuhan Dalam Kejahatan Dan Penderitaan Manusia


Jika dunia diciptakan oleh Tuhan yang Maha sempurna, mengapa di bumi manusia masih terjadi kejahatan dan penderitaan pada umat manusia. Mengapa kehidupan manusia tidak berlangsung damai dan aman?

Pernahkah kita berpikir jikalau Tuhan sungguh-sungguh Maha Kuasa, Maha Baik, Maha Tau, lantas mengapa tidak dicabut kejahatan dan penderitaan dari kehidupan manusia? Dalam kata lain, mengapa Tuhan membiarkannya?

Padahal keduanya (kejahatan dan penderitaan) merupakan pengalaman hidup yang nyata bagi manusia. Siapa saja orangnya, pasti tidak ingin berada dalam kejahatan dan penderitaan hidup.

Eksistensi Tuhan





Keyakinan tentang adanya Tuhan yang Maha sempurna sebagai pencipta alam semesta ketika disandingkan dengan kejahatan dan penderitaan yang dialami manusia merupakan suatu kontradiksi. Setiap waktu tentu kita menemui banyak keburukan yang terjadi di Bumi Manusia ini.

Membongkar aib orang, berseteru dengan tetangga dan saudara, iri kepada sesama, melanggar lalu lintas, berbohong, berkhianat, tidak menepati janji, durhaka kepada orang tua, berprasangka buruk, adu domba, angkuh, acuh tak acuh, berkata kasar, pencemaran nama baik. 

Korupsi, pembantaian, terorisme, perang, penjajahan, pemerkosaan, mutilasi, pencurian, pembunuhan, perampokan, begal, mabuk-mabukan, free Seks, narkoba, tawuran, perjudian, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual anak dan wanita.

Bagaimana mungkin Tuhan yang maha sempurna justru menyisakan pilu dan kesulitan-kesulitan dalam penciptaan-Nya. Hal in tentu sukar dijelaskan dengan logis atau masuk akal.

Sehingga muncul pertanyaan tentang eksistensi Tuhan, benarkah Dia ada?

Kejahatan dan Penderitaan di Bumi Manusia



Sosok Tuhan seperti apa yang diyakini dalam suasana kacau balau dampak kejahatan dan penderitaan tersebut? Bagaimana rasa takut, khawatir, gelisah, kelaparan, kesakitan, terdesak, dan terjajah dapat disandarkan untuk diredakan?

Ketahuilah bahwa Tuhan tidak sepenuhnya menghendaki adanya kejahatan dan penderitaan pada umat manusia. Justru Tuhan mengajarkan kedamaian, saling mengasihi, menghargai, menghormati orang lain, berlaku lemah lembut, menggalakkan persaudaraan, kesabaran, perintah pentingnya menuntut ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia menjalani hidupnya.





Artinya, Tuhan hanya memberi kerangka umum dalam penciptaan bumi dan manusia. Dan menunjuk manusia sebagai pengelola bumi agar berjalan harmonis. Maka ketika terjadi kejahatan dan penderitaan merupakan imbas perbuatan manusia sebagai subjek pencari keharmonisan di bumi. Karenanya pepatah mengatakan, “tidak ada akibat tanpa sebab”.

Dari sini kita ketahui bahwa manusia adalah aktor di balik tindak kejahatan dan penyebab penderitaan di Bumi. Ini mengindikasikan bahwa manusia telah keluar dari kerangka umum penciptaannya. Artinya apa? Manusia sudah sepantasnya kembali ke jalan yang lurus, yang telah digariskan oleh Tuhan sebagai fitrah manusia.


Tuhan dan keyakinan manusia kepada-Nya adalah sebuah agama. Dalam sebuah agama, manusia wajib mematuhi perintah dan menjauhi larangan Tuhan. Sebab jika keduanya terbalik, maka kejahatan dan penderitan akan terus dirasakan oleh subjek, oleh seseorang, dan bukanlah bersifat menyeluruh.



Dalam menjawab pertanyaan Eksistensi Tuhan, kurang tepat jika dijawab menggunakan logika atau akal saja. Sebab pengetahuan tentang Tuhan bersifat metafisika namun juga dapat dibuktikan atau empiris. Beriman atau percaya kepada keberadaan Tuhan semestinya ada pada personalia pemeluk agama. Sedangkan penciptaan langit, bumi, dan diantara keduanya, cukup untuk membuktikan keberadaan Tuhan.

Bahkan (Fir’aun) manusia yang menolak keberadaan Tuhan dan menganggap diri-Nya lah tuhan itu, tatkala sebelum mati tenggelam di laut mengatakan “Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan selain Dia yang kaum Bani Israil beriman kepada-Nya, dan aku golongan orang Muslim” (Al-Quran Surah Yunus Ayat 90).




Terinspirasi dari pembahasan buku Emmanual Edi Bria. Dalam bukunya ia menyoalkan, Jika Tuhan Ada, Mengapa Masih Ada Kejahatan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar