Orang tua merupakan garda terdepan dalam mendidik, membina, mengajar, dan melatih anaknya. Terkhusus dalam bahasan ini adalah dalam menanamkan pendidikan seksual.
Tidak sedikit dari orang tua
bingung dan tidak tau harus menjawab apa ketika si kecil menanyakan sesuatu
yang berbau seksual. Sebab orang tua mengenal atau mengetahui tentang seks
secara tidak sengaja atau diluar proses pendidikan. Dengan kata lain, orang tua
susah menyusun kata sebab pengetahuan tentang seks sebenarnya masih minim,
terlebih dalam membicarakannya dengan anak.
Sebagian orang tua juga menganggap bahwa pendidikan seksual itu tabu bagi anak, Mendengar kata seksual saja oleh sebagian orang dianggap hal yang kurang diterima dan selalu dikaitkan dengan hal pornografi. Namun, dalam konteks pendidikan seksual, sebagai manusia dewasa kita seharusnya bisa bertoleran dengan kata seksual atau seks.
Apa Pendidikan Seks Itu?
Terma seks memiliki arti jenis
kelamin. Kemudian jika disandingkan menjadi pendidikan seks maka sebuah
pemberian pengetahuan tentang sifat atau ciri-ciri yang membedakan laki-laki
dan perempuan.
suara.com |
WHO mendefinisikan seksualitas
sebagai jenis kelamin, identitas, peran gender, orientasi seksual, rangsangan,
kenikmatan, kedekatan, dan meneruskan keturunan. UNESCO mengartikan pendidikan
seksual sebagai aktivitas memberikan pengetahuan dengan menyesuaikan tahap
perkembangan manusia (usia), dan budaya yang sesuai dalam menyediakan informasi
yang tepat, nyata, dan tidak menghakimi.
Huberman, mengatakan bahwa
pendidikan seks kepada anak dilakukan dalam bentuk mengajarkan bagian-bagian
bentuk tubuh dengan nama yang tepat, serta mengajarkan tentang hal pribadinya
(identitas jenis kelamin), dan harga diri.
Ulwan menambahkan bahwa pendidikan seksual merupakan pemberian pemahaman
tentang masalah-masalah seksual kepada anak, sehingga dia mengertia bata
kewajaran dalam menjalin hubungan sesama manusia yang berbeda jenis kelamin.
Calderone mendefinisikannya
sebagai pelajaran yang dapat menguatkan pribadi dan keluarga, menumbuhkan
konsep diri, penghargaan kepada diri sendiri, kemampuan menjalin hubungan
sesama dengan perilaku yang sehat, juga untuk membangun tanggung jawab sosial.
Kapan dan Bagaimana Pendidikan Seks Dimulai?
Merujuk pada pemahaman di atas,
pemberian pengetahuan tentang seks dapat dilakukan sedini mungkin agar anak
lebih matang dalam membentuk konsep diri (identitas sebagai laki-laki atau
perempuan). Ketika anak sudah mengerti siapa dirinya maka penghargaan kepada
diri sendiri akan terbentuk.
Seberapa banyak kasus pelecahan
seksual kepada anak di Bumi Manusia ini?
Jika dijawab terdapat banyak
kasus pelecehan seksual, maka penyebab (mendasar) utamanya adalah rendahnya
pendidikan seks sejak dini. Seorang
anak mulai berinteraksi dengan dunia luar tatkala mereka mulai bisa berjalan
dan berbicara. Oleh karena itu pengetahuan tentang seks harus dilakukan sedini mungkin
sebagai pembatas perilaku anak perempuan dan laki-laki.
nadifatulimi
|
Kedua, pengetahuan tentang bentuk
fisik. Fisik laki-laki dan perempuan tentunya berbeda. Anak perlu mengetahui
ini untuk tahap selanjutnya. Ini juga dapat dilakukan dengan pemberitahuan bagian
tubuh mana yang terlarang untuk disentuh orang lain.
Ketiga, melahirkan harga diri
anak. Setelah memberi pengetahuan dasar tentang identitas diri baik secara kepribadian
maupun fisik, maka secara otomatis anak memiliki konsep diri. Dan dari konsep
diri itulah kemudian menimbulkan penghargaan terhadap diri sendiri sebagai
seorang laki-laki atau perempuan.
Keempat, mengintegrasikan
pendidikan seks dengan norma. Pada masa ini anak perlu diberi penekanan bahwa
suatu hal yang melampaui batasan interaksi antara perempuan dan laki-laki
merupakan tindakan yang melanggar norma.
Kelima, pemberian pengetahuan
tentang dampak buruk jika melampaui batas-batas interaksi antara laki-laki dan
perempuan.
Keenam, pemahaman tentang bagaimana
interaksi yang baik dan sehat antara laki-laki dan perempuan, serta tujuan
akhir dari sebuah hubungan antara laki-laki dan perempaun adalah meneruskan
keturunan.
Urgensi Pendidikan Seksual
Dari pembahasan sebelumnya, perlu
digaris bawahi bahwa langkah-langkah pendidikan seks kepada anak disesuaikan
dengan proses perkembangan anak(usia). Pendekatan-pendekatan dalam pendidikan
seks juga disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan anak.
Usia anak hingga remaja merupakan
masa-masa genting untuk dalam pergaulan. Sehingga perlunya pembekalan seksual
sedini mungkin. Anak yang sudah memiliki pengetahuan(bekal) maka mampu menjawab(bersikap).Sebaliknya,
seorang yang belum mengetahuinya maka akan menganggap bahwa sentuhan,
rangsangan, perilaku yang diberikan oleh orang lain, baik sesama jenis, berbeda
jenis, seusia, maupun berbeda usia adalah hal biasa karena tidak mengganggu
identitas diri dan harga diri.
merdeka.com |
Pendidikan seks tidaklah tabu.
Istilah seksual bukanlah hal negatif, kurang sopan, dan porno. Namun sebuah
kepentingan yang sebenarnya mendasar jika melihat kasus pelecehan seksual yang
dialami anak dan perempuan. Pengetahuan seksual yang telah dijabarkan membuat
seseorang lebih berhati-hati, memiliki identitas diri yang matang, menghargai
harga diri dan martabatnya, serta menghormati norma untuk tidak melakukan hal
diluar batas kewajaran.
Selanjutnya, pendidikan seksual
kepada anak merupakan investasi masa depan, di mana anak merupakan penerus
generasi yang juga penentu generasi masa datang yang lebih paham, lebih
bermoral, dan lebih bisa menjaga diri.
Di akhir, sebagai orang tua
(calon orang tua) perlu kita mengetahui tentang pendidikan seks untuk anak,
teorinya dan bagaimana dalam menyampaikannya.
New Post
3. Apa Kabar Palestina? Warga Palestina Melihat Dan Merasakan Insiden Kematian George Floyd Setiap Hari
Keterangan Sumber
Miqrat. 2006. “Anakku Mari
Belajar Tentang Seks: Memandu Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Yang Tepat
dan Islam Untuk Si Buah Hati”.
Susanty Selarasi Ndari. 2019. “Metode
Pendidikan Seksualitas Di Taman Kanak-Kanak”.
Handbook. 2007. “Ilmu dan Aplikai
Pendidikan”.
Bagaimana bentuk pendidikan seks dalam ajara ketika Islam datang sampai saat ini. Sepertinya menarik jika ada perbanfingannya. Mungkin dengan itu banyak yang perlu dievaluasi agar pendidikan Yana akan diajarkan dapat menjadi tolak ukur keberhasilannya
BalasHapusSalah satu pembelajaran seks adalah dengan memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dan perempuan, namun tidak disebutkan pada usia berapa harus dipisah.
BalasHapusnamun dalam Hadist Abu Dawud, perintah memisahkan tempat tidur beberangen dengan seruan untuk memerintah anak shalat pada umur 7 tahun, dan bila perlu dipukul (tidak keras) ketika umur 10 tahun jika anak enggan shalat.
Namun perlu garis bawahi bahwa, pendidikan seks bukan semata membahas tentang bahayanya pergaulan laki-laki dan perempuan, namun juga membahas identitas kedua gender yang berbeda agar tertanam sebagaimana mestinya.