"Cinta ibarat penyakit yang diidamkan namun tidak diingankan kesembuhannya. Penderita cinta tidak akan siuman atas penyakitnya(cinta)".
Ngaji
cinta dimaksudkan untuk belajar atau mempelajari lebih dalam apa itu cinta.
Banyak
penafsiran perihal cinta. Baik pengertiannya ataupun yang lebih dalam adalah
tentang bagaimana cinta itu. Berbagai literatur mencoba membahas apa itu cinta
namun tetap saja tidak mampu memuaskan pencari makna cinta, Cinta laksana
sebuah keajaiban yang dimiliki bumi manusia.
Makna Cinta
Pemaknaan pada terma Cinta dan peristiwa sosial yang berkaitan dengan cinta tidak cukup apabila harus dituliskan semuanya disini. Terlebih lagi karena peristiwa cinta satu orang dan orang yang lain itu berbeda.
Namun
semakin berkembangnya IPTEK, para pakar telah mengembangkan pengetahuannya hingga
ke hal yang paling mendasar dalam kehidupan kita, yakni Cinta.
Ternyata
cinta bukanlah sebuah kata yang berada diangan-angan saja, namun dapat dihitung
atau dibuktikan secara ilmiah dalam perspektif Neurobiologi, Antropologi, dan
Psikologi.
Cinta Perspektif Psikologi
Dalam bidang Psikologi, cinta merupakan hal yang abstrak untuk dipelajari. Pakar Psikologi, Robert Sternberg, mengemukakan hubungan antara dua orang adalah awal mula cinta. Di mana terdapat hubungan kisah dan kasih oleh keduanya. Dalam kisah dan kasih memuat minat dan perasaan seseorang kepada seseorang yang lain.
Kemudian
dari minat dan perasaan itu tumbuh sebuah refleksi kepribadian(sikap dan
tingkah laku) yang lebih lembut, berbagi pengalaman hidup, dan membuat cerita
hidup. (wah mendalam juga teorinya, “baper”).
Cinta Perspektif Antropologi
Manusia
pada dasarnya butuh untuk mencintai dan dicintai(namun dalam artian sesuai
nilai-nilai yang berlaku dan dianut, baik norma agama maupun sosial masyarakat,
semisal adat).
Dr.
Helen Fisher bahkan mengatakan bahwa cinta sama saja dengan kebutuhan sandang,
pangan, papan, yang pada hakikatnya merupakan kebutuhan dasar manusia dalam
menjalani kehidupan.
CINTA
kemudian CERAI, banyak yang mengalami ini. Pada awal perkenalan atau pernikahan
memang cinta masih sangat bergejolak. Namun, beberapa tahun berselang cinta itu
pudar.
Teori
“Four Years Itch” oleh Dr. Helen
Fisher menyebutkan bahwa gejolak cinta pada manusia itu seperti halnya reaksi
kimia. Dia(cinta) hanya bertahan empat tahun saja, lalu memudar dan hilang. Itulah
yang menyebabkan banyaknya kasus perceraian di umur jagung kebersamaan.
Cinta Perspektif Neurobiologi
Ada
pepatah bahwa “orang yang jatuh cinta, dunia serasa milik sendiri, yang lain
numpang”. Sudah hangat terdengar dalam percakapan sehari-hari kita bukan?
Seorang
ketika jatuh cinta akan mengalami mood
swing, yakni perubahan suasana hati yang relatif cepat. Artinya adalah
suasana hati orang yang sedang jatuh cinta akan mudah berubah.
Gejala
orang jatuh cinta adalah seperti mudah khawatir, bingung, gelisah, cemburu. curiga,
susah tidur, jantung berdetak lebih kencang akan sering dialami oleh pasien
penderita penyakit Cinta.
Dari
gejala-gejala itu kemudian pakar Neurobiologi menyebut dua insan yang sedang
jatuh cinta, pusat rasa senang pada otaknya aktif. Aktifnya sensor senang dalam
otak ini berakibat lepasnya hormone-hormon seperti Dopamine, Pheromones, dan Serotonin. Juga PEA, Oxytonic, Vasopressine, dan
Norepinephrine.
1) Hormon
Dopamine, menyebabkan orang yang jatuh cinta akan memiliki suasana hati lebih
ceria.
2) Hormon
Pheromones, hormon ini persis dengan hormon yang diproduksi ratu lebah untuk
mengenali lebah yang berasal dari kawanannya. Yakn dengan mengeluarkan bau
tubuh yang khas. Ketika seseorang cocok dengan bau tubuh pasangannya, maka
cinta akan tumbuh.
3) Hormon
Serotinin, hormon ini menyebabkan perasaan senang dan perasaan nyaman atau
baik.
4) Hormon
PEA(Phenilethylamine), dengan hormon ini menyebabkan peningkatan suhu tubum detak jantung, tekanan darah, dan
produksi keringat di telapak tangan.
5) Hormon
Oxytocin, hormon ini membuat seseorang ingin dipeluk atau dicium oleh
pasangannya(pasanagan resmi (halal), antara suami-istri).
6) Hormon
Vasopressine, merupakan hormon yang mengatur perilaku. Seseorang yang sedang
jatuh cinta akan berperilaku lebih matang dihadapan pasangannya.
7) Hormon
Norepinepherine, membuat seseorang bergairah atau bersemangat dalam menjalani
aktivitas.
Hakikat Cinta?
Jika ditanya tentang hakikat cinta maka dari kesemuanya adalah tentang suasana hati. Yakni adanya refleksi yang berbeda baik di dalam tubuh maupun yang terlihat di luar tubuh seperti tindakan, sikap, dan perkataan seseorang kepada yang dia cinta.
Namun,
keterangan mengenai cinta yang dinyatakan benar dalam sebuah literatur seperti
buku, majalah, koran, artikel, dan sebagainya itu hanyalah kebenaran yang dapat
diterima oleh perumusnya.
Artinya,
kebenaran akan tafsir cinta besifat subjektif. Semua benar namun tidak semua
dapat diterima oleh semua isi kepala manusia.
New Post
2. Apa Kabar Palestina? Warga Palestina Melihat Dan Merasakan Insiden Kematian George Floyd Setiap Hari
Popular Post
Keterangan Sumber
M.
Quraish Shihab. 2019 “Jawabannya Adalah Cinta”
Pritha
Khalida. 2010 “Buku Cinta- Agar Kamu Lebih Tahu Apa Itu Cinta”
Frans
Budi Pranata & Anang YB. 2014 “Cinta Adalah… Sebuah Keajaiban!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar