Paradigma-Paradigma Tentang Ayah Ibu
Anggapan saat ini memandang bahwa
seorang ibu hanya bertugas memasak di dapur, mengurus anak, menidurkan anak,
menyiapkan makanan di meja makan, membersihkan rumah, bercengkrama dengan
tetangga, intinya di rumah saja. Sedangkan ayah hanya berkewajiban mencari nafkah
bagi keluarga, memang begitu adanya. Namun sangat tidak enak rasanya jika hanya
dimaknai seperti itu.
Fenomena tersebut perlu diberi
pencerahan, bahwa keduanya memiliki peran-peran lain dalam hidupnya, khusunya
dalam berperan sebagai orang tua bagi anak-anaknya. Perannya sebagai orang tua,
membuat ayah dan ibu memiliki kewajiban dalam mendidik, membina, dan membimbing
anaknya. Dalam hal ini adalah memberi pendidikan awal atau pertama.
Peran Orang Tua
Pendidikan dimulai dari keluarga.
Pendidikan dalm keluarga sangat penting sebab menjadi lingkungan pertama
seorang anak mendapat pengalaman hidup. Berbagai stimulus digunakan dalam
membantu tumbuh kembang anak. Memberikan mainan, perhatian, ucapan yang baik,
perilaku, dan membelajari anak menendang, berjalan ataupun berlari kencang.
Dalam dunia militer, ayah
diibaratkan komandan dan ibu adalah kepala staf. Secara moral, ayah bertanggung
jawab atas apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh keluarganya(Abdul
Cholik. 2016). Namun dalam mengelola lembaga pendidikannya, ayah dan ibu harus
senantiasa berkerja sama agar peserta didik mampu mengembangkan potensinya
secara keseluruhan.
Kedua orang tua sangat berperan dan memiliki peran masing-masing. Ibu sebagai pengatur rumah tangga dan ayah sebagai pencari nafkah keluarga. Atau ibu sebagai makmum dan ayah sebagai imam keluarga. Namun, dalam dunia pendidikan, ibu berperan sebagai guru dan ayah adalah kepala sekolanya.
Kedua orang tua sangat berperan dan memiliki peran masing-masing. Ibu sebagai pengatur rumah tangga dan ayah sebagai pencari nafkah keluarga. Atau ibu sebagai makmum dan ayah sebagai imam keluarga. Namun, dalam dunia pendidikan, ibu berperan sebagai guru dan ayah adalah kepala sekolanya.
Selanjutnya, ayah sebagai kepala
sekolah bersama ibu menyusun kurikulum pendidikan yang terbaik untuk anak
didiknya. Namun, ayahlah yang lebih bertanggung jawab terhadap kurikulum sebagai
kepala sekolah. Dan implementasinya dilakukan bersama-sama, meskipun sang ibu
akan lebih banyak berkontribusi dalam pelaksanaannya. Ini disebabkan, ayah
perlu ke sana-sini mencari masukan untuk tetap menjalankan lembaga
pendidikannya.
Sebelum menjadi orang tua, maka
perlu kita belajar menjadi orang tua yang baik. Baik untuk belajar sebagai
ayah-ibu, orang tua, anggota keluarga, maupun masyarakat dengan masing-masing
profesi yang digeluti. Orang tualah yang menjadi teladan bagi anaknya.
Ada motivasi yang sangat besar
orientasinya dari Lismanda (2017), yakni kemajuan sebuah negara dimulai dari
kehidupan keluarga. Terkahir, bisa disebut orang tua adalah sebuah pensil
warna, maka anak-anaknya adalah gambar atau sketsa yang perlu diwarnai. Apa
yang tercermin pada anak adalah hasil pengajaran kedua orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar