Media cetak dan elektronik
belakangan ini telah memberitahu kita adanya kerusuhan akibat kematian George
Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat. Kematiannya digadang-gadang akibat kekerasan oleh
kepolisian setempat yang menganggap George Floyd melakukan transaksi dengan
uang palsu.
Namun apakah kerusuhan yang
meluas hingga keseluruh penjuru Amerika Serikat ini hanya disebabkan oleh
kematian George Floyd oleh oknum polisi? Lebih parah lagi, dewasa ini demonstrasi
mulai merambat hingga ke penjuru dunia.
Israel, Jerman, Australia, Korea
Selatan, dan Inggris adalah beberapa negara yang menggelar unjuk rasa atas
kematian George Floyd.
Kronologi Kematian George Floyd
Diberitakan oleh BBC.com, tanggal
25 Mei Floyd membeli rokok seharga $20 di sebuah toko. Karyawan mengetahui
bahwa uang yang dibelanjakan Floyd adalah uang palsa kemudian menghubungi
polisi. Karyawan saat itu masih berusia remaja menelepon dan melaporkan bahwa
Floyd melakukan transaksi yang mencurigakan dengan uangnya. Ketika diminta
mengembalikan rokok Floyd tidak melakukan.
Karyawan mengungkapkan bahwa
kondisi Floyd saat itu tampak mabuk dan terlihat tidak bisa mengendalikan diri.
Ini yang dapat menambah kecurigaan karyawan terhadap Floyd. Setelah menghubungi
layanan 911 kemudian polisi datang dan ini lah awal kontruksi kematian Floyd
oleh pihak kepolisian Minneapolis.
Pukul 20.08 waktu setempat polisi
datang dan memborgol Floyd meski sempat mengalami penolakan dari Floyd. Ketika
hendak dimasukkan ke mobil petugas, Floyd memberontak.
Pukul 20.14 Floyd menjadi lebih
tegang, kemudian terjatuh ke tanah dalam keadaan masih terborgol, dan
mengatakan kepada petugas bahwa ia sesak nafas.
“aku tidak bisa bernafas, tolong,
tolong, tolong” ungkap Floyd sesekali menyebut ibunya. Hampir 9 menit leher
Floyd ditindih lutut oleh Petugas Chauvin.
Saat itulah terdapat masyarakat
(saksi) yang merekam kejadian tersebut. Hingga rekaman tersebut beredar luas
dan cepat dan memicu gelombang unjuk rasa di hari-hari berikutnya. Dalam video yang beredar, George Floyd nampak tertekan
oleh lutut petugas.
Demonstrasi Besar-Besaran Kematian George Floyd
Unjuk rasa yang terjadi di
negara-negara bagian AS dan meluas ke penjuru dunia ini setidaknya ada tiga (3)
hal yang menyebabkan. Pertama, adanya solidaritas. Kedua, adanya ketidakadilan.
Ketiga, adanya kesenjangan, Ketiga hal ini saling berkaitan.
Solidaritas dengan mengedepankan
rasa kemanusiaan ditunjukkan oleh warga dunia dalam menyikapi kematian George
Floyd. Manusia sekarang sudah dibuka mata dan hatinya oleh media sosial yang
membuka ruang dan waktu antar bangsa dan negara. Sehingga, berinteraksi dengan
berbagai latar belakang yang berbeda sudah biasa.
Mesikpun solidaritas sudah
dijunjung tinggi, namun beberapa golongan atau kalangan enggan untuk menghargai
perbedaan yang ada. Ini menjadi parah ketika golongan tersebut adalah pejabat
atau penguasa yang memiliki power
dalam lingkup tertentu. Golongan yang
demikian kemudian menyalahkan kekuasaan untuk bertindak tidak adil terhadap
perbedaan yang ada. Ketidakadilan ini membuah hasilkan kesenjangan.
Kesenjangan ini ditandai dengan
perbedaan perlakuan antara kulit hitam dan kulit putih, antara agama a dan agama b, antara si kaya dan si miskin, dan sebagainya merupakan
kesenjangan. Pada ruang publik dan di mata hukum seharusnya semua diperlakukan
sama.
Namun ketiga hal ini bertolak
belakang pada kematian George Floyd yang justru berbuah hasil demontrasi di
seluruh penjuru dunia. Ini bukan saja merugikan internal AS namun juga
pandangan warga dunia yang menganggap Amerika Serikat diskriminatif terhadap
warga kulit hitam.
Demonstarn memperjuangkan keadilan dan membersihkan anggapan Amerika Serikat yang
rasisme oleh warga dunia. Membuktikan bahwa Amerika Serikat penuh dengan
kedamaian dan rasa berbagi tempat dan peran(toleransi) yang tinggi kepada semua
perbedaan sosial warga negaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar